Manajemen adalah seni untuk mengatur orang lain, supaya bisa mencapai tujuan yang telah ditentukan bersama-sama.
Dalam praktiknya, manajemen memiliki prinsip-prinsip yang harus dipenuhi supaya pelaksanaan manajemen menjadi lebih efektif dan efisien.
Berikut ini adalah empat belas prinsip-prinsip manajemen:
Konten:
1. Discipline (Disiplin)
Pertama adalah kedisiplinan, dalam suatu organisasi tentu ada jabatan-jabatan struktural mulai yang paling bawah hingga atas.
Setiap kepala yang membidangi tersebut harus memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi untuk melaksanakan kewajibannya sesuai dengan pangkatnya.
Misal, jika seorang buruh harus disiplin mengerjakan job desc yang telah diberikan. Disiplin tepat waktu, serta disiplin ketika melaksanakan pekerjaannya.
2. Authority and responsibility (Wewenang dan tanggung jawab)
Setiap jabatan memiliki wewenang dan tanggungjawabnya sendiri-sendiri. Wewenang satpam tentu beda dengan wewenang komisaris.
Perbedaan authority ini berfungsi supaya pembagian tugas lebih efektif. Karena, jika semua pangkatnya sama tentu akan terjadi konflik pengambilan keputusan.
Jika ada pembagian wewenang, maka yang bawah akan mengikuti yang atas. Dan yang atas akan bertanggung jawab atas semua hasil yang dikerjakan bawahannya.
3. Unity of direction (Kesatuan pengarahan)
Dengan adanya struktur organisasi yang jelas dari bawah hingga atas, ada kemudahan dalam mengatur arahan. Misal, direktur utama memberikan instruksi untuk setiap GM. Dan general manager turun ke manager, manager turun ke supervisor, dan supervisor turun ke staff.
Jadi, direktur tidak langsung ke staff.
4. Unity of command (Kesatuan perintah)
Karyawan akan menjalakan perintah dari satu atasannya. Maka dari itu harus jelas posisi atasannya, jangan sampai atasan A minta A, atasan B minta B.
Dengan adanya satu perintah ini maka karyawan akan lebih mudah memberikan laporannya.
5. Renumeration (Penggajian yang adil)
Gaji dibayar dengan jumlah sesuai dengan jabatannya.
Gaji karyawan biasa tentu beda dengan manager atau direktur utama. Hal ini sesuai dengan tanggung jawab yang diemban.
Jadi, penggajian akan adil jika mengingat dari posisi yang dipegang pada saat ini.
6. Lebih mementingkan kepentingan umum / organisasi daripada kepentingan pribadi
Dari definisi manajemen lebih dititik beratkan pada pencapaian tujuan bersama, bukan tujuan pribadi.
Untuk itu, dengan pembentukan organisasi yang solid maka diharapkan kepentingan bersama lebih didahulukan daripada kepentingan individu.
7. Hierarchy (Hirarki)
Adanya hirarki atau jabatan berjenjang.
Dari atas misal komisaris, direktur utama, hingga staff outsorcing. Semua harus jelas garis jabatan dan wewenangnya. Jangan sampai manager divisi A memberikan perintah ke divisi C.
Harus ada hirarki perintah, yaitu dari manajer divisi A meminta ke manager divisi C dulu, baru manager divisi C memberi perintah ke divisi C.
Hal ini sangat penting supaya kesatuan perintah tetap terjaga.
8. Centralisation (Pemusatan)
Dari pengertian manajemen yaitu seni untuk mengendalikan orang lain. Tentu dari definisi ini ada satu pusat yang mengendalikan semuanya.
Sentralisasi ini digunakan supaya pengambilan keputusan lebih cepat.
9. Equity (Keadilan)
Harus adanya keadilan dalam melakukan tugas dan wewenangnya masing-masing. Jangan sampai karyawan harus melakukan tugas manager.
Managernya hanya santai-santai saja, itu tidak diperbolehkan. Jika hal itu terjadi, maka atasannya tidak bertanggungjawab.
10. Order (Tata tertib)
Jabatan diatas punya hak untuk membuat tata tertib aturan yang berlaku untuk orang yang ada dibawahnya.
Hal ini dilakukan supaya karyawan lebih tertib dan bertanggungjawab dalam melaksanakan tugasnya. Karena, jika tidak dibuat tata tertib maka banyak karyawan yang kerja hanya asal-asalan saja.
11. Inisiative (Inisiatif)
Setiap orang dalam organisasi harus diberikan ruang untuk berkreasi dan memberikan inisiatif.
Seorang atasan tidak boleh menutup mata atas gagasan yang diberikan bawahannya hanya karena takut akan diambil jabatannya.
Jika atasan tidak bisa mengatur karyawan yang kreatif ini, maka dia sendiri tidak bisa menggunakan fungsi manajemen dengan baik.
12. Stability of tenure of personnel (Stabilitas kondisi karyawan)
Atasan harus sebisa mungkin mengkondisikan karyawan dalam keadaan stabil saat bekerja.
Karena, jika tidak maka kinerja karyawan bisa turun hanya karena kondisinya yang sedang tidak baik-baik saja. Misalnya dengan penempatan karyawan di divisi yang tepat.
13. Semangat untuk bersatu
Dengan semangat kesatuan mulai dari bawah hingga atas akan memudahkan perusahaan dalam mencapai tujuan bersama.
Untuk itu maka harus sesering mungkin untuk diadakan evaluasi dan dipupuk terus semangat persatuan dan kesatuan.
14. Division of work (Pembagian kerja)
Terakhir adalah perlu adanya pembagian kerja yang jelas antar karyawan dan jabatan.
Jangan sampai job desc A dikerjakan oleh karyawan B. Untuk itu perlu ketegasan untuk berkata tidak jika kita melakukan kerjakan yang bukan bagian kita.