Akuntansi Keuangan Daerah

Akuntansi Keuangan Daerah – Akuntansi memiliki jenis yang bermacam-macam bergantung pada fungsi dan tujuan akuntansi itu sendiri. Pada artikel sebelumnya telah membahas tentang akuntansi pemerintah, sekarang kita akan membahas tentang akuntansi keuangan daerah. Apa itu akuntansi keuangan daerah ? Tetap lanjut baca artikel berikut ini.

Pengertian Akuntansi Daerah

Akuntansi daerah adalah proses akuntansi termasuk didalamnya adalah proses identifikasi, pengukuran, pencatatan serta pelaporan setiap transaksi keuangan yang terjadi dalam suatu entitias/instansi pemerintah daerah (pemda) seperti kabupaten, kota ataupun provinsi) yang dijadikan acuan untuk pengambilan kebijakan ekonomi, baik oleh pihak internal ataupun eksternal.

Pengguna Informasi Akuntansi Daerah

Akuntansi Daerah
Akutansi Pemerintahan Daerah (Gambar : Google)

Data-data akuntansi yang telah diolah menjadi informasi-informasi tentu saja diperlukan oleh banyak pihak, baik internal ataupun eksternal. Beberapa pihak yang jelas membutuhkannya antara lain DPRD, Badan Pengawas Keuangan (BPK), investor, donatur, analisis ekonomi, pemerhati pemda, rakyat, pemerintah pusat, ataupun siapapun yang dirasa membutuhkan data informasi tersebut.

Baca Juga : Pihak-Pihak yang Membutuhkan Laporan Akuntansi

Laporan Keuangan di Pemda

Sistem pencatatan yang dilakukan dalam akuntansi keuangan daerah tidak jauh berbeda dengan pencatatan akuntansi lainnya. Pada dasarnya kita perlu mengidentifikasi transaksi ekonomi, apakah transaksi tersebut bersifat ekonomi atau tidak. Transaksi ekonomi ialah aktivitas yang ada hubungannya dengan uang.

Setelah melakukan pengidentifikasian langkah selanjutnya ialah pengukuran transaksi ekonomi dengan satuan uang, jadi setiap transaksi yang ada harus dinyatakan dalam nilai mata uang yang berlaku (rupiah). Selanjutnya adalah pencatatan transaksi serta pengolahan data menjadi sebuah informasi yang diperlukan. Informasi tersebut kemudian disusun menjadi sebuah laporan keuangan pemerintah daerah. Umumnya berikut ini laporan keuangan dalam pemda :

  1. Laporan Realisasi Anggaran
  2. Laporan Neraca
  3. Laporan arus kas
  4. Catatan atas Laporan Keuangan

Sistem Pencatatan Single Entry


Ada banyak sistem pencatatan buku, salah satunya adalah sistem pencatatan buku tunggal (single entry). Dalam sistem ini, pencatatan transaksi ekonomi hanya dilakukan satu kali. Transaksi yang mengakibatkan pemasukan kas akan dimasukkan dalam sisi penerimaan, sedangkan yang mengurangi kas dimasukkan dalam sisi pengeluaran.

Baca Juga : Pengertian Manajemen

Sistem pencatatan buku tunggal memiliki kelebihan, salah satunya adalah mudah dipahami dan sederhana. Namun, dalam sistem ini kurang bagus untuk pelaporan karena sulit untuk menemukan kesalahan pembukuan serta sulit melakukan kontrol keuangan. Karena itu ada sistem pencatatan lain yang lebih baik.

Sistem Pencatatan Double Entry

Sistem kedua adalah pencatatan double entri atau sistem tata buku berpasangat. Dalam sistem ini pada dasarnya setiap transaksi ekonomi yang terjadi akan dicatat sebanyak dua kali. Pencatatan dengan menggunakan sistem ini dinamakan menjurnal. Dalam pencatatan model ini sisi debit ada di sebelah kiri, sedangkan sebelah kanan untuk sisi kredit. Untuk menjaga keseimbangan antara debit dan kredit kita menggunakan persamaan :

BELANJA + AKTIVA = EKUITAS DANA + UTANG + PENDAPATAN

Transaksi yang menambah aktiva akan dimasukkan dala mdebit, sedangkan mengurangi aktiva dimasukkan dalam kredit.

Sistem Pencatatan Triple Entry

Terakhir adalah sistem pencatatan triple entri, dalam sistem ini pelaksanaan pencatatan menggunakan pencatatan double entry,, tetapi ditambah pencatatan pada buku anggaran. Jadi, pada saat pencatatan double entry dilakukan, PPK SKPD ataupun bagian keuangan/SKPKD juga melakukan pencatatan transaksi pada buku anggaran, sehingga pencatatan ini berimbas pada sisa anggaran.

Itu tadi adalah artikel singkat yang membahas tentang akuntansi keuangan daerah. Ilmu akuntansi sangat diperlukan untuk melakukan manajemen yang teratur pada anggaran, karena jika tidak teratur maka berimbas pada buruknya kesehatan keuangan perusahaan.


Leave a Comment