Siklus Akuntansi

Siklus akuntansi di perusahaan kecil biasanya hanyalah laporan pengeluaran dan pemasukan yang dilakukan dengan catatan yang sederhana.

Padahal sebenarnya siklus akuntansi itu lebih mendalam.

Kenapa?

Karena catatan pemasukan dan pengeluaran saja tidak cukup untuk dijadikan sebagai wadah pengambilan keputusan.

Apalagi yang berhubungan dengan suatu operasional perusahaan.

Untuk itu lebih baik perusahaan lebih mempelajari tentang siklus akuntansi dan juga mengaplikasikannya agar memajukan perusahaan.

Nah untuk lebih jauh mengenai informasi dari siklus akuntansi baca paragraf selanjutnya.

Pengertian

Siklus akuntansi yaitu suatu proses penyusunan laporan keuangan yang bisa diterima oleh umum dan dapat dipertanggung jawabkan.

Mulai dari kaidah akuntansi ,prinsip-prinsip akuntansi, metode, prosedur, dan juga teknik yang ada di dalam lingkung akuntansi.

Secara umum siklus akuntansi ini dapat dimulai dari aktivitas transaksi sampai laporan keuangan. Setelah itu dilanjutkan ke asalnya saldo yang ditutup dengan jurnal penutup atau jurnal pembalik.

Untuk lebih jelasnya siklus transaksi akan dijelaskan pada paragraf selanjutnya. Untuk itu baca informasi mengenai siklus transaksi sampai akhir ya.

1. Transaksi Usaha

Transaksi usaha merupakan transaksi yang dapat mempengaruhi posisi suatu perusahaan untuk itu perlu dicatat.

Alat yang digunakan untuk pengukuran transaksi dalam akuntansi adalah uang.

Untuk itu hanya transaksi yang berupa uang saja yang dapat dicatat selain uang transaksi tersebut tidak dicatat.

Hal tersebut bukan berarti transaksi barang tidak dicatat , hanya saja nilai nya ditukar dengan harga perolehan atau pertukaran.

Misalnya saja transaksi pembayaran rekening telepon harga penukarannya sebesar 30 ribu rupiah.

Harga pertukaran ini sudah disepakati oleh penjual dan pembeli, jadi tidak ada yang merasa dirugikan.

2. Pencatatan Buku Asli

Transaksi biasanya dibuktikan dengan adanya dokumen.

Namun ada juga transaksi yang tidak dapat bukti-bukti yang sah seperti haknya pencurian barang dagangan dan transaksi tersebut adalah transaksi yang luar biasa.

Adapun bukti yang dapat dicatat sebagai transaksi yang baik yaitu

  • Faktur penjualan / pembelian
  • Kwitansi
  • Bukti lainnya seperti halnya nota dari bank dan bukti penerimaan atau penerimaan barang .

3. Pencatatan Jurnal

Pencatatan transaksi pertama kali disebut sebagai buku harian (jurnal).

Adapun jurnal ini memiliki nama-nama kolom diantaranya yaitu

  • Tanggal
  • Nama perkiraan
  • Kolom debet
  • Kolam kredit

Adapun proses pencatatanya memiliki 5 langkah yaitu.

  • Mengidentifikasi transaksi dari dokumen sumbernya
  • Dapat menentukan perkiraan yang telah dipengaruhi oleh transaksi beserta mengklarifikasi sesuai dengan jenisnya
  • Menetapkan perkiraan tersebut mengalami pengurangan atau penambahan yang disebabkan oleh transaksi
  • Menetapkan untuk memasukkan kredit atau debet dari perkiraan
  • Memasukkan transaksi ke dalam jurnal

4. Pencatatan Ke Buku Besar

Untuk dapat memudahkan kamu menyusun informasi yang akan kamu berikan kepada pimpinan perusahaan maka perkiraan yang sudah dihimpun di buku harian harus digolongkan sesuai dengan jenis.

Nah menggolongkan perkiraan-perkiraan tersebut inilah yang dinamakan pencatatan buku besar.

Jumlah dari buku besar ini tergantung dari seberapa banyak perkiraan-perkiraan yang ditimbulkan dengan adanya transaksi-transaksi dari perusahaan yang bersangkutan.

Adapun kolom dalam buku besar yaitu

  • Tanggal,
  • Kolom Item,
  • Kolom Debet
  • Kolom Kredit

5. Penyusunan neraca saldo

Neraca saldo ini dibuat untuk mengecek kesamaan dari kredit dan debit transaksi yang sudah dicatat sebelumnya.

Adapun isi dari neraca saldo ini yaitu daftar akun yang dapat digunakan beserta nominal saldo yang dapat dijadikan bukti bahwa kredit dan debit seimbang.


Untuk membuat neraca saldo cukup mudah, anda tinggal menyalin saldo yang ada di akun buku besar.

Setelahnya anda bendibgkan antara kredit dan debit jika sudah seibang berarti tidak ada masalah.

6. Neraca lajur dan Jurnal penyesuaian

Jurnal penyesuaian perlu dilakukan jika terdapat kesalahan pada pemindahan dan jurnal atau memastikan biaya pendapatan yang dapat dicatat pada periode yang benar.

Aktivitas Penyesuaian dapat dilakukan berdasarkan hal-hal berikut ini

  • Penyusunan aset tetap
  • Mengoreksi kesalahan dalam penjurnalan
  • Adanya perubahan perlengkapan yang menjadi beban perlengkapan
  • Perubahan bayar sewa dimuka menjadi beban sewa dikarenakan manfaat yang sudah digunakan
  • Perubahan pendapatan dimuka yang telah menjadi pendapatan jasa

7. Penyusunan neraca saldo setelah penyesuaian

Penyusunan neraca saldo setelah penyesuaian adalah siklus akuntansi pada tahap selanjutnya. Neraca saldo adalah sumber dasar dari penyusunan laporan keuangan.

Setelah kamu melakukan penyesuaian sesuai dengan poin-poin yang sudah dijelaskan sebelumnya akun yang bersangkutan akan mengalami perubahan nominal atau nilai. Untuk itu perlu adanya penyusunan neraca saldo kembali.

Bagaimana Caranya?

Cukup mudah kamu tinggal mengurangkan atau menjumlahkan akun-akun penyesuaian dengan saldo yang ada di neraca saldo.

8. Laporan keuangan

Cara mempersiapkan laporan keuangan yang baik yaitu persiapkan laporan laba dan juga rugi terlebih dahulu.

Setelah itu baru disusul dengan laporan perubahan posisi keuangan setelahnya disusul dengan neraca saldo.

Adapun hal penting yang harus ada dalam laporan keuangan adalah

  • Nama perusahaan
  • Nama laporan
  • Tanggal atau periode laporan
  • Kerangka laporan

9. Jurnal penutup

Jurnal penutup yaitu jurnal yang fungsinya untuk menutup akun pada periode tersebut agar tidak tercampur dengan periode selanjutnya.

Dengan adanya penutupan tersebut saldo semua akun menjadi nol pada awal periode akuntansi.

Adapun akun yang ditutup yaitu akun pembantu modal dan akun nominal.

Adapun akun pembantu modal yaitu ikhtisar laba atau rugi dan prive, sedangkan akun nomina yaitu beban dan pendapatan.

Tujuan dari jurnal penutup yaitu

  • Saldo pada perkiraan sementara menjadi nol
  • Saldo akun modal seimbang dengan jumlah modal akhir pada neraca
  • Untuk memisahkan pendapatan dan beban pada periode ini agar tidak tercampur dengan periode selanjutnya.
  • Menyajikan neraca awal pada periode selanjutnya

10. Menyusun jurnal penutup

Penyusunan jurnal penutup ini dilakukan untuk bisa menutup seluruh akun yang sudah berkaitan dengan laba dan rugi, laporan perubahan modal yang memiliki tujuan agar terhindar dari perhitungan ulang pada periode akuntansi selanjutnya.

Penyusunan jurnal penutup ini ditutup dengan proses penutupan akun-akun pendapatan perubahan modal dan beban.

11. Penyusunan neraca saldo setelah penutupan

Akhir dari siklus akuntansi yaitu neraca saldo setelah penutupan.

Maksud dari neraca saldo penutupan yaitu pengujian terakhir yang akan dilakukan untuk mengetahui ketepatan penjurnalan dan pemindahbukuan.

Tujuan dari neraca saldo penutupan yaitu untuk meyakinkan buku besar memiliki posisi yang seimbang untuk dapat memulai periode akuntansi selanjutnya.

Neraca saldo penutupan juga wajib diberikan tanggal akhir periode akuntansi.

12. Penyusunan jurnal pembalik

Jurnal pembalik ini memiliki sifat opsional yang tidak harus dibuat, untuk itu penyusunan neraca saldo penutupan adalah bagian terakhir dari siklus akuntansi.

Tapi, akan lebih baik lagi jika jurnal ini dibuat.

Jurnal ini dibuat untuk proses transaksi tertentu saja misalnya saja transaksi pendapatan yang diterima di muka saat penjurnalan berlangsung.

Jadi pada waktu penutupan ternyata ada transaksi masuk, nah transaksi ini akan dimasukkan pada awal periode selanjutnya.

Siklus akuntansi dapat kamu pahami bukan dari penjelasan diatas bukan?

Untuk membuat laporan keuangan yang bertanggung jawab memang membutuhkan siklus yang detail dan lumayan prosesnya.

Hal ini bertujuan agar laporan keuangan menjadi valid dan lebih mudah.


Leave a Comment

Tutup Iklan