Prinsip Akuntansi

Prinsip Akuntansi – Pada artikel sebelumnya kita telah mengetahui mengenai dasar-dasar akuntansi, yang mana dasar tersebut menjadi patokan dari pembuatan laporan keuangan.

Dari dasar-dasar tersebut akhirnya munculah kerangka kerja yang mengatur bagaiman sebuah laporan keangan dibuat. Kerangka kerja ini dikenal juga dengan prinsip akuntansi atau konsep akuntansi.

Sejumlah prinsip akuntansi dasar telah dikembangkan melalui penggunaan umum. Semua prinsip ini membentuk dasar bagi akuntansi modern saat ini. Nah berikut ini adalah beberapa prinsip yang paling terkenal dan sering digunakan

1. Prinsip Akrual (Accrual Principle)

Pada prinsip ini, setiap transaksi akuntansi yang terjadi harus dicatat langsung setelah selesai transaksi, bukan pada saat ada arus kas yang terkait dengan transaksi tadi. Itulah dasar dari ptinsip akrual ini.

Hal ini penting untuk pembangunan laporan keuangan yang menunjukkan apa yang sebenarnya terjadi dalam suatu periode akuntansi, bukannya artifisial tertunda atau dipercepat oleh arus kas yang terkait.

Misalnya, kalau kita mengabaikan prinsip akrual, kita akan mencatat piutang hanya saat piutang tersebut sudah dibayar. Akibatnya akan terjadi penundaan yang bertumpuk karena kita akan menunggu pemayaran piutang tersebut dari pemasok.

2. Prinsip Konservatisme (Conservatism Principle)

Dalam konsep ini kita harus mencatat beban dan kewajiban sesegera mungkin, tapi untuk pencatatan pendapatan dan aset hanya dilakukan jika kita yakin hal tersebut akan terjadi.

Artikel Lain : 9 Langkah Mudah Siklus Akuntansi Untuk Perusahaan Dagang

Hal ini tentu saja akan berakibat pada laporan keuangan dimana pendapatan yang dilaporkan menjadi lebih rendah, karena pendapatan dan pengakuan aset mungkin tertunda selama beberapa waktu.

Sebaliknya, prinsip ini cenderung mendorong pencatatan kerugian sebelumnya, daripada saat telah terjadi. Konsep ini dapat berbahaya jika dimanfaatkan berlebihan, karena bisa saja kita salah menganggap kalau bisnis kita tidak berjalan sesuai pada realitanya.

3. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)

Konsep ini merupakan konsep dimana ketika kita telah menggunakan satu prinsip atau metode akuntansi, kita harus terus menggunakannya hingga ada prinsip atau metode yang lebih baik lagi.

Jika kita tidak mengikuti prinsip konsistensi ini berarti kita akan melakukan penanganan akuntansi berbeda-beda tiap transaksi. Akibatnya akan terasa pada jangka panjang dimana hasil keuangan akan sulit untuk diprediksi.

4. Prinsip Biaya (Cost Principle)

Prinsip ini menyatakan bahwa suatu usaha hanya harus mencatat aset, kewajiban, dan investasi ekuitas dengan biaya pembelian asli mereka. Namun hal ini malah menjadi kurang valid, karena kita akan menyesuaikan dan mengarahkan aktiva dan liabiliti pada nilai-nilai wajarnya.

5. Prinsip Entitas Ekonomi (Economic Entity Principle)


Dalam prinsip ini kita harus memisahkan transaksi bisnis dari milik pribadi dengan bisnis lain yang kita lakukan. Hal ini untuk mencegah tercampurnya aset dan kewajiban antara beberapa entitas, yang dapat menyebabkan kesulitan yang cukup besar ketika laporan keuangan dari bisnis yang masih muda yang pertama diaudit.

Artikel Lain : Apa Itu Teori Akuntansi? Pengertian dan Perumusannya

6. Prinsip Pengungkapan Penuh (Full Disclosure Principle)

Konsep ini mengharuskan kita untuk memasukan kedalam laporan keuangan bisnis semua informasi yang dapat mempengaruhi pemahaman pembaca terhadap laporan keuangan. Standar akuntansi telah sangat diperkuat pada konsep ini dalam menetapkan sejumlah besar pengungkapan informasi.

7. Going Concern Principle

Prinsip ini mengasumsikan bahwa bisnis kita akan tetap beroperasi di masa mendatang. Ini berarti kita bisa menunda pengakuan beberapa biaya, seperti penyusutan, sampai periode kemudian. Jika tidak, kit harus mengenali semua biaya sekaligus dan tidak menunda salah satu dari mereka.

8. Prinsip Pencocokan (Matching principle)

Matching principle merupakan konsep dimana ketika kita mencatat pendapatan, kita juga harus mencatat semua pengeluaran yang terkait pada waktu yang sama.

Dengan begitu, kita bisa mengisi persediaan untuk biaya pokok penjualan pada saat yang sama ketika kita merekam pendapatan dari penjualan barang-barang inventaris. Prinsip ini adalah landasan dasar akrual.

9. Prinsip Materialitas (Materiality Principle)

Pada prinsip ini kita harus mencatat transaksi dalam catatan akuntansi, jika tidak maka dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan dari seseorang yang membaca laporan keuangan perusahaan.

Konsep ini merupakan konsep yang samar-samar dan sulit untuk dihitung, karena terlalu banyak pencatatan transaksi yang dilakukan bahkan transaksi terkecil.

Artikel Lain : Macam-Macam Buku Besar Akuntansi dan Contohnya

10. Prinsip Unit Moneter (Monetary Unit Principle)

Konsep monetary unit berisi bahwa suatu usaha hanya harus mencatat transaksi yang dapat dinyatakan dalam mata uang tertentu. Dengan begitu, itu cukup mudah untuk merekam pembelian aset tetap, karena dibeli dengan harga tertentu.

Sedangkan nilai dari sistem kontrol kualitas bisnis tidak dicatat. Konsep ini membuat estimasi bisnis yang terlibat menjadi terlalu berlebihan dalam menurunkan nilai aset dan kewajiban.

11. Prinsip Keandalan (Reliability Principle)

Berbeda dengan prinsip unit moneter, prinsip ini hanya mencatat transaksi yang dapat dibuktikan. Misalnya, faktur pemasok adalah bukti kuat bahwa biaya telah direkam. Konsep ini menjadi perhatian utama auditor, yang terus-menerus mencari bukti transaksi yang mendukung.

12. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)

Pada konsep ini kita hanya harus mengakui pendapatan ketika proses penghasilan bisnis telah selesai dikerjakan. Begitu banyak orang menerapkan konsep ini untuk melakukan manipulasi pelaporan untuk menyesuaikan dengan sejumlah besar informasi apa yang termasuk pada pengakuan pendapatan yang tepat.

13. Prinsip Periode Waktu (Time Period Principle)

Sesuai dengan judulnya, pada konsep ini kita harus melaporkan hasil operasi dalam periode standar waktu. Prinsip ini sangat berbeda dengan beberapa konsep sebelumnya, tetapi hal itu dimaksudkan untuk menciptakan satu set standar periode sebanding, yang berguna untuk analisis trend.

Nah itulah tadi beberapa prinsip akuntansi yang biasanya diterapakn dalam pembuatan laporan keuangan. Masih terdapat beberapa prinsip lain hampir sama dengan prinsip diatas. Semoga yang sedikit ini dapat bermanfaat terima kasih dan sampai jumpa pada artikel selanjutnya.


Leave a Comment

Tutup Iklan