Akuntansi Syariah menjadi salah satu sistem ekonomi yang berbasis syariah. Sistem ekonomi ini banyak diminati oleh masyarakat Indonesia karena sistem yang dimiliki berbeda dari sistem ekonomi konvensional. Perbedaannya terletak pada kapitalisme, sosialisme dan kesejahteraan Indonesia. Selain itu, agama islam juga melarang mengenai akuntansi konvensional yang mengandung unsur yang dilarang dalam agama.
Di wilayah asia khususnya Malaysia dan Indonesia gagasan ekonomi syariah sudah sangat sering didengar. Selain kerena mayoritas penduduknya beragama islam tetapi juga karena sistem ekonomi konvensional dirasa sudah tidak sesuai dengan aturan Allah SWT.
Sehingga mulai banyak muncul berbagai macam bentuk kegiatan ekonomi yang berlandasakan syariat islam. Seperti misalnya bank syariah, pegadaian syariah dan yang akan kita bahas pada aritkel ini yaitu akuntansi syariah.
Apa itu Akuntansi Syariah? Nah dalam artikel ini akan kita ketahui mulai dair pengertian, konsep dasar, hingga prinsip-prinsipnya. Jadi selamat membaca.
Konten:
Definisi Akuntansi Syariah Menurut Ahli
Para ahli banyak memberikan pendapatnya mengenai pengertian dari akuntansi syariah ini. Diantaranya adalah pendapat dari Dr. Omar Abdullah Zaid, Sofyan S. Harahap, Adnan M Akhyar, Napier, dan Toshikabu Hayashi. Berikut ini penjelasannya sebagaimana dikutip dari akuntansikeuangan.com
1. Dr. Omar Abdullah Zaid
Menurut beliau, akuntansi syariah ialah suatu aktifitas yang teratur berkaitan dengan pencatatan transaksi-transaksi, tindakan-tindakan, keputusan-keputusan yang sesuai dengan syari’at dan jumlah-jumlahnya.
Didalambya tercantum catatan-catatan yang representatif, serta berkaitan dengan pengukuran dengan hasil-hasil keuangan yang berimplikasi pada transaksi-transaksi, tindakan-tindakan, dan keputusan-keputusan tersebut yang bertujuan untuk membantu pengambilan keputusan yang tepat.
2. Sofyan S. Harahap
Dalam bukunya ‘Akuntansi Islam’ beliau mendefinisikan Akuntansi Islam atau Akuntansi syariah pada hakekatnya adalah penggunaan akuntansi dalam menjalankan syariah Islam.
Artikel Lain : Prinsip-Prinsip Akuntansi dan Penjelasannya
Akuntansi syariah ada dua versi, Akuntansi syariah yang yang secara nyata telah diterapkan pada era dimana masyarakat menggunakan sistem nilai Islami khususnya pada era Nabi SAW, Khulaurrasyidiin, dan pemerintah Islam lainnya.
Kedua Akuntansi syariah yang saat ini muncul dalam era dimana kegiatan ekonomi dan sosial dikuasai (dihegemony) oleh sistem nilai kapitalis yang berbeda dari sistem nilai Islam.
Kedua jenis akuntansi itu bisa berbeda dalam merespon situasi masyarakat yang ada pada masanya. Tentu akuntansi adalah produk masanya yang harus mengikuti kebutuhan masyarakat akan informasi yang disuplainya.
3. Adnan M. Akhyar
Sedangkan Adnan M. Akhyar mendefinisikan Akuntansi Syariah sebagai praktek akuntansi yang bertujuan untuk membantu mencapai keadilan sosial ekonomi (al falah).
Selain itu jua untuk mengenal sepenuhnya akan kewajiban kepada Tuhan, individu, dan masyarakat yang berhubungan dengan pihak-pihak terkait pada aktivitas ekonomi seperti akuntan, manajer, auditor, pemilik, pemerintah sebagai sarana bentuk ibadah.
4. Napier
Berbeda lagi dengan Napier ia menjelaskan bahwa akuntansi syariah adalah bidang akuntansi yang menekankan kepada dua hal, yaitu akuntabilitas dan pelaporan.
Akuntabilitas tercermin dari tauhid, yaitu dengan menjalankan segala aktivitas ekonomi sesuai dengan ketentuan Allah. Sedang pelaporan adalah bentuk pertanggungjawaban kepada Allah dan manusia.
Artikel Lain : Info Lengkap Simposium Nasional Akuntansi dan Jurnalnya
5. Toshikabu Hayashi
Beliau menyebutkan bahwa akuntansi syariah adalah akuntansi yang berkonsep pada hukum syariah yang berasal dari Tuhan yang bukan ciptaan manusia.
Akuntansi syariah menuntut agar perusahaan memiliki etika dan tanggungjawab sosial, bahkan pertanggungjawaban akhirat, dimana setiap orang akan diminta pertanggungjawaban atas segala tindakannya didunia.
Dari berbagai pendapat diatas dapat kita simpulkan, akuntan syariah adalah proses akuntansi yang berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah. Lebih jelasnya adalah suatu proses akuntansi untuk transaksi-transaksi syariah seperti murabahah, musyrakah, mudharabah, dan lainnya.
Sejarah Akuntansi Syariah
Akuntansi Syariah tidak terlepas dari perkembangan islam di Nusantara. QS. Al Baqarah ayat 282 menjelaskan bahwa umat islam berkewajiban mencatat transaksi non tunai. Hal tersebut mendorong umat islam peduli terhadap pencatatan keuangan di kalangan umat.
Seperti halnya umat islam yang wajib membayar zakat mendorong pemerintah membuat laporan pertanggungjawaban periodik terhadap zakat baitul maal yang dikelola.
Sejarah Akuntansi Syariah telah lama dipraktekkan dalam dunia islam. Hal tersebut tercatat dengan sejarahnya Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Apalagi ketika zaman sahabat Umar bin Khattab yang merekomendasikan perlunya pencatatan untuk pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran. Pencatatan tersebut dulunya bernama diwan yang artinya tulisan.
Prinsip Prinsip Akuntansi Syariah
Pada prakteknya akuntansi syariah memilliki beberapa prinsip dasar yang membedakannya dengan akuntansi konvensional. Prinsip tersebut diantaranya adalah Prinsip Pertanggungjawaban, Prinsip Keadilan, dan Prinsip Kebenaran. Berikut ini penjelasan masing-masing.
1. Prinsip Pertanggungjawaban
Karena dasar yanng digunakan dalam akuntansi syariah adalah alquran, maka prinsip pertanggunjawaban merupakan salah satu bentuk implementasi hal tersebut. Dimana setiap hal yang dilakukan oleh manusia harus dipertanggungjawabkan.
Secara kongkret transaksi yang dilakukan seorang pebisnis harus dipertanggungjawabkan, nah salah satunya adalah melalui laporan keuangan atau laporan akuntansi.
2. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan dalam akuntansi ini memiliki dua pengertian. Pertama adalah keadilan yang berkaitan dengan praktik moral, yaitu kejujuran, yang merupakan faktor yang sangat dominan. Tanpa kejujuran ini, informasi akuntansi yang disajikan akan menyesatkan dan sangat merugikan masyarakat.
Kedua, kata adil bersifat lebih fundamental (dan tetap berpijak pada nilai-nilai etika/syari’ah dan moral). Pengertian kedua inilah yang lebih merupakan sebagai pendorong untuk melakukan upaya-upaya dekonstruksi terhadap bangun akuntansi modern menuju pada bangun akuntansi (alternatif) yang lebih baik.
Artikel Lain : Kumpulan Jurnal Akuntansi Lengkap
3. Prinsip Kebenaran
Berkesinambungan dengan prinsip keadilan, prinsip kebenaran akan menciptakan keadilan dalam mengakui, mengukur, dan melaporkan transaksi-transaksi ekonomi.
Contoh nya pada aktivitas pengakuan, pengukuran, dan pelaporan yang tentu saja akan berjalan dengan baik jika dibarengi dengan rasa kebenaran.
Konsep Dasar Akuntansi Syariah
Konsep Dasar Akuntansi Syariah yaitu:
1. Entitas Bisnis
Entitas Bisnis adalah lembaga atau perusahaan yang dianggap sebagai entitas atau kesatuan bisnis ekonomi dan hukum yang terpisah dari pihak yang berkepentingan pribadi.
2. Kesinambungan
Suatu aktivitas yang dianggap akan berjalan terus.
3. Stabilitas Daya beli Unit Moneter
Uang sebagai alat tukar yang digunakan tentu harus bersifat stabil atau tetap. Satu-satunya alat tukar yang memungkinkan stabil yaitu uang berbahan dasar emas sehingga nilainya relatif setara dengan benda.
4. Periode Akuntansi
Salah satu tujuan dari akuntansi syariah yaitu perhitungan zakat yang semestinya dikeluarkan setelah sampai pada nishobdan haulnya. Nishobyaitu jumlah dari harta tersebut sedangkan haul yaitu waktu dari harta tersebut. Periode yang digunakan oleh akuntansi syariah yaitu seperti halnya haul zakat yakni satu tahun. Perhitungan akan dilakukan pada setiap akhir tahun.
Kelebihan Akuntansi Syariah
Adapun kelebihan akuntansi syariah dibanding konvensional adalah:
1. Sistem Bagi Hasil (Mudharabah)
Sistem Akuntansi Syariah yang digunakan yaitu sistem bagi hasil atau dalam bahasa arabnya adalah mudharabah. Sistem tersebut tidak merugikan salah satu pihak saja. Penanggungan resiko akan ditanggung oleh kedua belah pihak sesuai dengan prinsip akuntansi.
2. Prinsip Jual Beli (Murabahah)
Prinsip yang digunakan dalam akuntansi syariah yaitu prinsip jual beli yang sesuai dengan ketentuan agama islam.
3. Tidak ada riba
Konsep dasar yang dipakai oleh akuntansi syariah tidak terdapat riba atau bunga yang jelas-jelas telah dilarang oleh agama.
4. Landasan hukum berasal dari Tuhan
Landasan hukum yang dipakai pada akuntansi syariah merupakan landasan hukum dari Tuhan yang terdapat pada kasidah agama islam.
Saatnya beralih menggunakan Akuntansi Syariah agar hidup menjadi lebih berkah. Banyak kelebihan yang didapatkan ketika memilih sistem syariah tersebut. Keuntungan maupun kerugian akan ditanggung oleh kedua belah pihak dan tentunya selalu searah dengan ajaran umat islam.
Nah itulah tadi beberapa hal mengenai akuntansi syariah yang dapat kami sampaikan. Semoga dapat bermanfaat dan mohon maaf atas kesalahan yang ada dalam tulisan. Cukup sekian dan sampai jumpa pada artikel selanjutnya terima kasih banyak.