Dalam artikel sebelumnya kita telah mengetahui klasifikasi dari produk yang berdasarkan berwujud tidaknya produk (klik disini). Untuk artikel bagian kedua tentang klasifikasi ini akan membahas tentang klasifikasi barang konsumen. Nah untuk lebih mengetahui dari klasifikasi barang konsumen maka perhatikan penjelasan berikut ini.
Selain barang dapat diklasifikasikan menurut daya tahannya, produk juga dapat diklasifikasikan berdasarkan siapa konsumen (siapa pembelinya) dan juga untuk apa produk tersebut dikonsumsi.
Untuk yang berdasarkan kriteria tersebut maka barang dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu barang konsumen (consumer’s goods) dan barang industri (industrial’s goods).
Barang konsumen merupakan barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir (rumah tangga dan individu), bukan untuk diperjual belikan kembali ( bukan untuk berbisnis). Pada umumnya barang konsumen ini dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu convenience goods, shopping goods, specialty goods, dan unsought goods.
Dalam pengklasifikasian tersebut berdasarkan kebiasaan konsumen dalam hal berbelanja (Berkowitz, et al., 1992), yang dapat dicerminkan melalui aspek aspek berikut : a) usaha yang dilakukan oleh konsumen untuk sampai dalam hal pembelian, b) atribut-atribut yang dipergunakan oleh konsumen dalam melakukan pembelian, c) frekuensi pembelian.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang klasifikasi barang konsumen, maka akan kami jelaskan satu persatu :
Konten:
1. Convenience Goods
Convenience goods adalah barang yang pada umumnya mempunyai frekuensi pembelian yang tinggi (dapat dikatakan sering dibeli), barang tersebut dibutuhkan segera oleh konsumen, dan memerlukan usaha yang minimum dalam pembeliannya.
Sebagai contoh kebutuhan sehari-hari seperti sabun, pasta gigi, permen, ditergen, baterai, surat kabar, dan rokok. Dalam hal ini convenience goods masih dapat dikelompokkan lagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
- Staples merupakan produk/barang yang dibeli konsumen (pembeli) secara rutin. Sebagai contohnya adalah sabun, pasta gigi.
- Impuls good adalah barang-barang yang dibeli tanpa adanya perencanaan terlebih dahulu ataupun usaha-usaha untuk mencari barang tersebut. Biasanya barang-barang seperti ini tersedia dan dipajang dalam banyak tempat yang tersebar. Kita dapat mengambil contoh adalah permen, dan coklat.
- Emergency goods merupakan barang yang dibeli oleh konsumen apabila suatu kebutuhan tersebut dirasakan mendesak. Sebagai contoh payung dan jas hujan dirasa sangat dibutuhkan disaat musim hujan.
2. Shopping Goods
Shopping goods merupakan barang-barang yang dibeli oleh konsumen dimana dalam proses pembelian dan pemilihannya dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang ada. Dalam hal ini biasanya konsumen mempunyai kriteria diantaranya harga, kualitas, dan model masing-masing barang.
Adapun contohnya seperti peralatan rumah tangga, dan juga pakaian. Dalam shopping goods masih dapat diklasifikasikan lagi menjadi dua jenis, yaitu :
- Homogeneous shopping goods adalah barang-barang yang dianggap oleh konsumen yang mempunyai kualitas yang hampir sama namun berbeda jauh dalam hal harga. Dengan begitu konsumen akan mencari harga yang termurah dengan cara membandingkan harga di satu toko dengan toko lainnya.
- Heterogeneous shopping goods merupakan barang-barang yang dianggap oleh konsumen (pembeli) yang mempunyai aspek karakteristik/ciri-ciri lebih penting dibandingkan dengan aspek harga. Atau boleh dikatakan bahwa konsumen mempersepsikannya berbeda dalam hal kualitas dan atribut.
3. Specialty Goods
Specialty goods merupakan barang-barang yang mempunyai karakteristik dan identifikasi merk yang unik dalam sekelompok konsumen mau melakukan usaha yang lebih untuk dapat membelinya. Biasanya barang-barang seperti ini merupakan barang-barang mewah dengan merk dan model yang spesifik.
Sebagai contoh adalah mobil lamborghini, pakaian dengan perancang terkenal, dan masih banyak lagi barang-barang mewah lainnya.
4. Unsought Goods
Unsought goods adalah barang-barang yang belum dikenal ataupun belum diketahui oleh konsumen (pembeli) ataupun sudah diketahui oleh konsumen namun belum terpikirkan oleh konsumen untuk membelinya. Adapun klasifikasi dari Unsought goods, yaitu :
- Regularly unsought products barang-barang yang sebetulnya sudah ada (tersedia) dan diketahui oleh konsumen, akan tetapi belum terpikirkan untuk membelinya. Sebagai contohnya adalah batu nisan, asuransi jiwa, dan juga tanah kuburan.
- New unsought products merupakan barang-barang yang benar-benar baru dan belum diketahui oleh konsumen. Biasanya barang ini merupakan hasil dan pengembangan produk baru, sehingga belum banyak konsumen yang mengetahuinya.
Namun suatu perusahaan hendaknya mengetahui bahwa kriteria suatu produk termasuk jenis yang mana, itu semua tergantung suatu individunya. Misalkan saja individu A menganggap tv sebagai shopping goods, sehingga apabila ia membeli tv ia akan mendatangi beberapa toko sebelum akan membeli tv merk apa. Namun untuk individu B mungkin menganggap tv sebagai specialty good dan hanya mau membeli tv dengan merk sony.
Seiring berubahnya waktu dan juga semakin lamanya suatu barang tersedia di pasar klasifikasi barang terhadap suatu barang konsumen dapat berubah.
Demikianlah artikel lanjutan dari kami tentang klasifikasi barang menurut konsumennya. Didalam artikel tersebut dijelaskan mengenai barang konsumen, untuk barang industri akan dibahas pada artikel lainnya.
Terimakasih telah membaca artikel kami yang berjudul klasifikasi barang menurut barang konsumen. Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda yang membacanya, dan dapat menambah wawasan anda.